Kamis, 22 Januari 2009

BERPUISI UNTUK NEGERI

SYAIR SEMPRANI
Ahmad J. Sayuti

Kuhanya bermimpi
Suatu hari nanti
Goresan-goresan pena Sayuti
Kan dapat goncangkan bumi
Seperti kukenali
Dua Maestro Penafsir Kalam Ilahi
Jalaludin As Suyuti dan Al Mahalli
Dieluk-elukan kanjeng Kyai
Menyeruak angkasa
Merambah benua
Selami dasar samudera
Tembusi panas matahari
Walau betapa kusadari
Ku hanya sebatang besi
Bukan resi atau tesi
Beliau sebatang semprani
Dua kutub semprani
Dua kutub tuk berbagi
Dan tak pernah kusadari
Di kutub mana ku berdiri

DIY, 14 Oktober 2008



BAYANGKU

Ahmad J. Sayuti

Kulihat bayangku pagi hari
Jeram samudera ingin kuarungi
Gunung nan tinggi kan kudaki
Jagat raya pun kujelajahi
Kulihat bayangku tengah hari
Sebatang jarum pun sulit kucari
Gubuk-gubuk kardus kudapati
Tangis anak-anak kecil mengiba hati
Kulihat kembali bayangku sore hari
Ingin kubangun gedung pencakar langit
Kudirikan mahligai megah dan tinggi
Kan kuraih ribuan bintang di langit
Kupersembahkan padamu kasih
Walau hanya bait-bait puisi

Sleman, 15 Oktober 2008



BENJAMIN & BUNG AMIN
Ahmad J. Sayuti

Benjamin
kau ajari kami
trimatra edukasi
kognisi afeksi psikomotori

Bung Amin
kau ajari kami
trimatra reformasi
otonomi transformasi suksesi

Aku pelanduk manusiawi
dari kumpulan insan edukasi
aku pungguk insani
dari kumpulan burung reformasi

Hanyalah pelanduk dan pungguk
di antara bayang Benjamin dan Bung Amin

Jogjakarta, 15-10-2008


Antara Kaf dan Nun (Puisi Ke-aN)
Ahmad J. Sayuti

Kau dan aku tercipta
dari KetiadaaN
dambakan KehidupaN abadi
bukan KeabadiaN

Putih kelabu hitam
pahit manis tawar
bangun jatuh diam
terang gulita temaram
rona KehidupaN
menuju KeabadiaN

Kau dan aku
dari KetiadaaN
bukan KeabadiaN
karena KeabadiaN
antara Ke-aN
Kaf dan Nun
Kuasa tuhaN
Kepunyaan tuhaN
Kepada tuhaN
K u N

Karangmalang, 16 Oktober 2008

BALI BUKAN BABI
Ahmad J. Sayuti

Bali bukan surga anjing
Bali bukan sarang babi
Bukan buruan hewan rimba
Bukan harimau hidung belang
Bali anugerah Yang Esa
Nusa agama budaya
Sejarah peradaban manusia
Kaukenal pulau dewata
Bali jangan kauporandakan
Bali jangan kaubumihanguskan
Bila anjing babi kaumusnahkan
Seekor anjing kauselamatkan

Samirono, 18 Oktober 2008


Berangan di Republik Mimpi

Ahmad J. Sayuti

Kala hujan berangin
Beringin baringan
Aku berangan
Bagai republikan
Ku berangan menyibak bayangan
Mimpi buruk rasuki sukma
Pertiwi terlelap dalam dukahati
Negeriku tak pernah tidur nyenyak
Kapan lepaskan cengkraman
Belenggu krisis multidimensi
Berakar krisis ekonomi
Berdahan krisis energi
Kerumunan itu bukan antri raskin
Bukan mimpi antri gasolin
Terimbas formalin dan melamin
Mesti lagi antri askeskin
Ku berangan
Mereka berangan
Kala hujan berangin
Negeriku bukan beringin baringan

Karangmalang, 18 Oktober 2008


CUMA SAJAK CUMI

Ahmad J. Sayuti

Cuma mama
Mimi cucu mami
Cucu mama
Mimi cucu mami
Cuma minjam cuma-cuma
Cuma minum cuma-cuma
Cuma miscall cuma-Cuma
Cuma mikir cumi cumi
Cumi apa
Cumi siapa
Apa cuma main tanya
Apa cumbu cuma bumbu
Cuma cerita main peran
Cuma sastra main kata
Cuma jangan main sangka
Atau cuma main wanita
Kau tak minta cumbu rayu
Cuma minta cumbu cinta

Colombo, 18 Oktober 2008

SARAPAN PAGI

Ahmad J. Sayuti

Saat sarapan pagi
Sambal dan nasi
Tercium aroma terasi
Teringat akan sang istri
Andai ibu rumah tangga cukupi hajat negeriku
Jadilah negeri home industri
Saat kuteguk secangkir kopi
Teman dan tetanggaku milih teh dan susu
Om dan Tante minum STMJ
Teringat sosok Pak Tani
Pada kebun ladang dan ternak
Andai teh jahe dan kopi
Penuhi hajat negeriku
Jadilah negeri agroindustri
Andai ternak lebah dan sapi
Penuhi hajat negeriku
Jadilah negeriku seperti New Zealand
Saat kuhisap cigarrete
Tercium aroma cengkeh
Bau tembakau
Andai kebun cengkih dan tembakau
Penuhi hajat negeriku
Jadilah negeriku seperti Virginia
Saat sarapan pagi
Ikan sambal terasi
Teringat pada nelayan
Arungi hamparan samudera
Andai ikan di lautan
Cukupi hajat negeriku
Jadilah negeri maritim seperti negeri Jiran

Caturtunggal, 18 Oktober 2008


TIADA CINTA DI HATIMU

Ahmad J. Sayuti

Ini malam sendiri lagi aku
Kucoba lupakan bayangmu
Kumemang tak pantas untukmu
Tiada secuil cinta di hatimu

Usah kaukatakan lagi
Akupun telah tahu
Cintamu bukanlah untukku
Kini kusadari siapa diri ini
Begitu tak berarti di matamu

Usahlah engkau ingat
Bayangan gelap kenyataan
Hidup tanpa sutradara
Lupakan angan tuk bersama
Arungi luas samudera
Gejayan, 19 Oktober 2008

PARIS VAN JAVA
Ahmad J. Sayuti

Di Paris Van Java
Siang malam tiada beda
Di Paris Van Java
Tua muda berpesta
Lupakan sejenak panasnya api neraka
Terbuai nikmatnya surga dunia
Kau suka hidangan negeri Cina
Minuman Jepang atau ala Eropa
Dunia gemerlapan
Siang di kegelapan malam
Disela hingar bingar kehidupan
Bagaimana malam akan kaulewatkan
Alunan musik sayup nan merdu
Cahaya temaram lampu unggu
Angin sejuk berhembus lembut
Dedaunan dan perdu bergelayut embun
Membawa pada kerinduan
tuk lepas dari kehampaan
Melanda jiwa muda belia
ataupun tua bangka nan tak renta

Sukajadi, 08-08-2008


SUARA ALAM
Ahmad J. Sayuti

Tik tak tik tak tak tik
Tik tak tra la lak
Tik tak tik tak tak tik
Tak tak tik tik tuk

Tuk tek tuk tek crek
Tuk tek tek tek crek
Dercak jam dinding
Membisu namun jantungnya
Selalu berdetak

Kuur keer ...kuur keeer....
Ada yang mendengkur
Saat tafakur tanda bersyukur
Irama alam bertasbih kepada-Mu

Samirono, 20 Oktober 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar